Saat ini, Indonesia masih berada di puncak gelombang pandemi Covid-19 dengan angka infeksi baru masih berada di angka 30.000 per hari. Covid-19 menyerang manusia dari segala aspek. Selain kesehatan, juga efek psikologis, ekonomi, dan aspek lain.
Konsultan fetomaternal dan dokter spesialis obstetri dan ginekologi, Purnawan Senoaji, membagikan lima hal yang tidak ingin Anda alami ketika terinfeksi Covid-19 beserta cara menghadapi dan mencegahnya.
Perburukan kondisi saat isolasi mandiri Gejala yang paling membutuhkan bantuan segera adalah ketika kadar oksigen menurun di bawah 95 persen atau gejala sesak napas. Cara mengantisipasi: -Saat terpapar Covid-19, berkonsultasilah dengan dokter terlebih dulu untuk memastikan apakah Anda layak isolasi mandiri atau tidak. -Siapkan oximeter saat isoman. Alat ini sangat penting untuk melihat kadar saturasi oksigen sebagai patokan kapan harus ke rumah sakit. -Selain oximeter, siapkan tabung oksigen untuk memberikan bantuan oksigen selagi mencari ketersediaan rumah sakit. – Lakukan posisi proning untuk membantu pasokan oksigen.
Harus rawat di ICU akibat gejala berat Perawatan ICU dengan pemakaian ventilator akibat gagal napas merupakan lini pertahanan terakhir perawatan Covid-19. Menurutnya, gejala berat gagal napas paling sering terjadi pada pasien dengan komorbid berat, seperti, diabetes, obesitas, hipertensi, penyakit kronis paru, dan sebagainya.
Cara mengantisipasi: -Pastikan kondisi penyakit komorbid terkontrol dengan baik dengan cara berobat dan rutin berkonsultasi dengan dokter. -Modifikasi hidup sehat, asupan gizi sehat, dan olahraga teratur agar komorbid terkontrol dengan baik. -Betul-betul mempraktikkan protokol kesehatan dengan ketat. -Mendapatkan vaksinasi Covid-19 karena terbukti membantu mencegah gejala berat pada pasien Covid-19.
Menularkan ke anggota keluarga terdekatSaat isolasi mandiri sering terjadi klaster penularan keluarga akibat ketidakdisiplinan protokol kesehatan di dalam rumah. Cara mengantisipasi: -Disiplin prokes antara yang sedang isoman dan anggota keluarga yang sehat. -Jika memungkinkan, isolasi dilakukan di tempat terpisah, tidak hanya berbeda kamar. -Keluarga dengan komorbid harus dipisahkan dari anggota keluarga yang sedang isoman. -Pastikan semua anggota keluarga mendapat asupan gizi tinggi, vitamin daya tahan tubuh, dan olahraga.
Stres psikologis berlebihan Beban pikiran dan stres berlebihan akan memperburuk kondisi kesehatan, baik untuk pasien maupun keluarga. Stres mental dapat menyebabkan orang sulit tidur, hilang nafsu makan, rasa cemas, marah, frustasi, sedih, bahkan gejala fisik seperti nyeri kepala, mual, dan lain sebagainya.
Cara mengantisipasi: -Pilah-pilah informasi positif seputar pandemi dari media sosial. -Lakukan aktivitas hidup sehat seperti, olahraga, tidur cukup, makan sehat, serta menghindari rokok dan alkohol. -Komunikasi terbuka dengan orang lain. -Jangan kalah pada stigma yang salah tentang pasien Covid-19. -Lakukan aktivitas favorit yang menenangkan, seperti menonton film atau mendengarkan musik. -Diskusikan dengan psikolog atau psikiater jika kondisi kejiwaan memberat.
Kehabisan uang akibat tagihan rumah sakit yang tinggi Kondisi ini menjadi kekhawatiran utama karena perawatan intensif di ICU dapat mencapai ratusan juta rupiah. “Harus diketahui pengobatan Covid-19 dibiayai pemerintah sesuai standar. Jadi, pemilihan obat khusus dan perawatan naik kelas akan ditanggung pribadi atau asuransi,” jelas Purnawan melalui laman Instagramnya.
Cara mengantisipasi: -Bila dirawat di rumah sakit swasta, pastikan menyetujui pembiayaan dibantu Kemenkes sesuai standar. -Bila ingin mendapatkan fasilitas dan pengobatan khusus, segeralah mengurus asuransi pribadi dan pilih yang mengkover Covid-19. -Biaya perawatan intensif Covid-19 sangat tinggi, karena itu jangan nekad menggunakan biaya pribadi. Ikut bantuan negara atau miliki asuransi segera.
#CuciTangan #JagaJarak #PakaiMasker #DiamdiRumah